Hari
minggu datang. Hari dimana biasanya setiap orang menghabiskan seluruh waktunya
untuk berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Sebagai sebuah
keluarga, Format UNY juga ingin memanfaatkan hari minggu itu untuk berkumpul
bersama setelah sekian lama jarang berjumpa karena kesibukan masing-masing
anggota.
Hari
minggu 2 ferbuari itu rencananya Format UNY mau bergowes ria menuju waduk
cacaban. Destinasi di daerah sendiri yang mungkin sudah lama tidak kita
sambangi karena kesibukan di kota rantau. Ya, konsekuensi dari merantau itu ya
biasanya sedikit melupakan kampung halaman. Maka dari itu, ketika ada kesemptan
pulang sebisa mungkin sempatkanlah berkunjung ke tempat-tempat di daerah
sendiri.
Kembali
ke rencana gowes to cacaban. Minggu 2 fabruari pun datang. Langit terlihat
kurang bersahabat. Rintikan grimis dari langit terlihat sudah membasahi bumi
sedari sebelum waktu subuh tiba. Inilah resiko musim hujan dan perubahan iklim,
hujan bisa datang kapan saja, kadang satu hari langit cerah benderang, tiba-tiba
esok harinya bisa saja hujan turun seharian.
Rencana
berkumpul jam 6 pagi. Namun langit belum jua menampakan tanda-tanda perubahan
akan munculnya sang surya. Sang surya seakan tenggelam dimakan awan yang
terlihat begitu rata mendominasi langit Tegal. Sesekali langit mengalah
menghentikan rintikan hujannya, entah karena lelah semalaman terus mengguyur
bumi atau mungkin langit ingin memberikan kesempatan kepada rekan-rekan Format
UNY untuk segera bergegas menuju lokasi berkumpul.
Sesekali reda, sesekali deras.
Langit seolah bimbang, ingin meneruskan hujannya atau menghentikannya.
Kebimbangan yang juga merambah ke rekan-rekan Format UNY untuk melanjutkan
agenda gowes to cacabannya atau membatalkannya dengan mencari hari lain.
Semangat berkumpul dan bersilaturahmi
inilah yang akhirnya mengalahkan kebimbangan langit. Langit boleh saja bimbang
meneruskan atau menghentikan hujan, tapi tekad berkumpul dan bersilaturahmi
harus tertanam dan jangan sampai membimbang. Perkara jadi atau tidaknya ke
cacaban itu perkara nanti, yang penting kita berkumpul dulu, bersilaturahmi
dulu.
Dengan semangat itu terkumpullah 4
orang ditambah 1 orang lagi yang datang belakangan. Gowes to cacaban gagal. Tapi
itu tidak jadi masalah, karena yang terpenting dari itu adalah semngat
berkumpul dan bersilaturahmi tidak gagal. Masalah justru muncul ketika kita
gagal berkumpul dan bersilaturahmi. Karena sejatinya, semangat berkumpul dan
bersilaturahmi inilah Format UNY dulunya terbentuk. (Amin)