Minggu, 02 Februari 2014

Gagal Nyacaban


Hari minggu datang. Hari dimana biasanya setiap orang menghabiskan seluruh waktunya untuk berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Sebagai sebuah keluarga, Format UNY juga ingin memanfaatkan hari minggu itu untuk berkumpul bersama setelah sekian lama jarang berjumpa karena kesibukan masing-masing anggota.
Hari minggu 2 ferbuari itu rencananya Format UNY mau bergowes ria menuju waduk cacaban. Destinasi di daerah sendiri yang mungkin sudah lama tidak kita sambangi karena kesibukan di kota rantau. Ya, konsekuensi dari merantau itu ya biasanya sedikit melupakan kampung halaman. Maka dari itu, ketika ada kesemptan pulang sebisa mungkin sempatkanlah berkunjung ke tempat-tempat di daerah sendiri.
Kembali ke rencana gowes to cacaban. Minggu 2 fabruari pun datang. Langit terlihat kurang bersahabat. Rintikan grimis dari langit terlihat sudah membasahi bumi sedari sebelum waktu subuh tiba. Inilah resiko musim hujan dan perubahan iklim, hujan bisa datang kapan saja, kadang satu hari langit cerah benderang, tiba-tiba esok harinya bisa saja hujan turun seharian.
Rencana berkumpul jam 6 pagi. Namun langit belum jua menampakan tanda-tanda perubahan akan munculnya sang surya. Sang surya seakan tenggelam dimakan awan yang terlihat begitu rata mendominasi langit Tegal. Sesekali langit mengalah menghentikan rintikan hujannya, entah karena lelah semalaman terus mengguyur bumi atau mungkin langit ingin memberikan kesempatan kepada rekan-rekan Format UNY untuk segera bergegas menuju lokasi berkumpul.
            Sesekali reda, sesekali deras. Langit seolah bimbang, ingin meneruskan hujannya atau menghentikannya. Kebimbangan yang juga merambah ke rekan-rekan Format UNY untuk melanjutkan agenda gowes to cacabannya atau membatalkannya dengan mencari hari lain.
            Semangat berkumpul dan bersilaturahmi inilah yang akhirnya mengalahkan kebimbangan langit. Langit boleh saja bimbang meneruskan atau menghentikan hujan, tapi tekad berkumpul dan bersilaturahmi harus tertanam dan jangan sampai membimbang. Perkara jadi atau tidaknya ke cacaban itu perkara nanti, yang penting kita berkumpul dulu, bersilaturahmi dulu.

            Dengan semangat itu terkumpullah 4 orang ditambah 1 orang lagi yang datang belakangan. Gowes to cacaban gagal. Tapi itu tidak jadi masalah, karena yang terpenting dari itu adalah semngat berkumpul dan bersilaturahmi tidak gagal. Masalah justru muncul ketika kita gagal berkumpul dan bersilaturahmi. Karena sejatinya, semangat berkumpul dan bersilaturahmi inilah Format UNY dulunya terbentuk. (Amin)